Cerita Sejarah Lampung FC

Cerita Sejarah Lampung FC
Lampung FC yang sebelumnya bernama PSBL akan melakukan seleksi pemain menghadapi divisi utama. Sebanyak 60 pemain dari 14 kabupaten/kotamadya termasuk pemain eks PSBL akan dipilih melalui kompetisi yang akan digelar mulai Januari 2013 yang lalu.

Ketua umum Lampung FC Suhardi didampingi komisaris Lampung FC Asvi Maphilindo mengatakan, pengurus Lampung FC akan segera menyeleksi pemain-pemain baru untuk mendukung Lampung pada gelaran divisi utama yang rencananya akan dimulai pada Maret mendatang.

"Pemain Lampung FC 99% kami ambil dari bibit-bibit pemain lokal. Bila ada pemain yang bermain di luar Lampung dan akan kembali membela Lampung FC, juga akan kami terima," kata Suhardi Rabu (2-1).

Menyinggung soal dana yang dibutuhkan dalam menghadapi putaran dalam kompetisi divisi utama yang diperkirakan mencapai Rp2 miliar, LAmpung FC melalui PT Lampung Prestasi Indonesia (LPI) akan mengupayakan dari sumber dana sendiri. Dana ini diperoleh dari perusahaan yang menaungi Lampung FC dengan membentuk unit-unit usaha atau bisnis. Usaha yang dirintis ini diharapkan paling tidak mampu membiayai kebutuhan sehari-hari pemain.

Selain itu, Lampung FC juga akan melakukan audiensi dengan Gubernur Lampung untuk menggalang sponsor dari kalangan pengusaha dan perusahan-perusahaan maupun BUMN termasuk masyarakat luas.

Mengenai gaji pemain eks PSBL yang belum diselesaikan, kata Suhardi penyelesaiannya menjadi prioritas pengurus Lampung FC. Pengurus, kata Suhardi tetap akan bertanggung jawab mengenai pembayaran gaji yang masih tertunggak tersebut. Oleh karena itu, peran perusahaan adalah bersinergi dengan pengurus untuk melihat peluang usaha guna memenuhi kewajiban pengurus terhadap pemain.

Untuk dapat berlaga di Divisi Utama PSSI, sebuah klub harus memenuhi beberapa syarat. Di antaranya memiliki badan hukum, memiliki sarana dan prasarana, pembinaan usia dini, serta sumber dana di luar APBD.

Saat ini, Lampung FC yang dulunya bernama PSBL dikelola oleh PT Lampung Prestasi Indonesia (LPI). Jajaran komisaris PT LPI bahkan telah menunjuk para pengurus Lampung FC.

’’Kami akan mendorong supaya Lampung FC bisa bermain di divisi utama. PT LPI akan memberikan dukungan. Kami akan perjuangkan Lampung FC bermain 3 Maret nanti di divisi utama,” ujar Asvi Maphilindo Volta selaku salah satu komisaris PT LPI kemarin.

Ketika masih bernama PSBL, pada 2012 silam, tim berjuluk Gajah Beringas ini berhasil menembus lima besar divisi I. Prestasi itu terbilang cukup prestisius di tengah masalah pendanaan yang membelit PSBL. Hal tersebut juga sekaligus menjadi bukti bahwa dalam kondisi sulit, sepak bola Lampung masih bisa bangkit.

Lampung FC memang didirikan untuk meraih dukungan lebih banyak dari masyarakat Lampung. Sebagai satu-satunya klub Lampung yang berlaga di pentas nasional divisi utama, Lampung FC akan membuka home base di Stadion Pahoman, Bandarlampung.
’’Kami butuh dukungan kabupaten dan kota. Nanti kita menjalankan usaha dengan modal kecil, perputaran cepat, dan untungnya besar. Untuk kebutuhan sehari-hari tim,” terang Ketua Umum Lampung FC Suhardi.

Perubahan nama menjadi Lampung FC karena selama ini PSBL diidentikkan dengan Bandarlampung. ’’Sekarang sudah jadi Lampung FC. Artinya, klub ini milik masyarakat Lampung. Lampung FC milik kita semua, bukan lagi Bandarlampung,” terus laki-laki yang akrab disapa Buyung ini.

Saat ini, imbuh Suhardi, Lampung FC memulai persiapan dengan kondisi minus. Sementara ini, komposisi pengurus baru diisi oleh empat posisi. Yaitu ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum, dan manajer pemasaran. ’’Kalau sudah berjalan, baru dikembangkan lagi pengurusnya. Sekarang masih dirampingkan," ujarnya.
Menghadapi kompetisi yang panjang, Lampung FC memang butuh dana tidak sedikit. Berdasar estimasi, selama kompetisi tim ini membutuhkan dana sebesar Rp2 miliar. Selain sektor swasta, dukungan pemerintah juga sangat diperlukan untuk menopang kekuatan Lampung FC.

’’Minggu depan kita audiensi dengan gubernur (Lampung). Lampung FC butuh dana minimal Rp2 miliar. Lampung FC sekarang akan sangat terbuka. Siapa yang menyumbang dan dananya ke mana akan diperlihatkan kepada publik. Kita akan sangat terbuka masalah dana,” tandasnya.

Bagaimana dengan komposisi pemain? Suhardi mengatakan, setidaknya Lampung FC membutuhkan 60 pemain. Komposisinya, 99 persen pemain lokal Lampung ditambah pemain yang berhasil meloloskan PSBL ke divisi utama. Bahkan, pemain-pemain Lampung yang bermain di luar daerah akan dipanggil. ’’Inilah satu-satunya milik Lampung. Semua harus mendukung," tukas Suhardi.

Sebelum merekrut pemain secara besar-besaran, diperkirakan Lampung FC akan menggelar kompetisi untuk seleksi pada awal tahun ini. Maklum saja, waktu mereka tidak panjang untuk menghadapi Divisi Utama nanti.

Meski demikian, jajaran pengurus dan komisaris PT LPI yang menaungi Lampung FC tetap optimis. Pasalnya, harapan para pecinta sepakbola Lampung untuk bisa melihat tim Lampung berkiprah di level nasional sangat dinantikan. Hal tersebut, dinilai sebagai sebuah keuntungan bagi Lampung FC.

’’Kita masih memiliki pendukung dan pencinta. Pada saat PSBL berkiprah di divisi utama, Stadion Pahoman penuh sesak. Kondisi itu bisa kita ulangi. Apalagi, Lampung FC sudah mewakili Lampung. Kita optimistis meski semuanya tidak mudah. Pasti ada jalan untuk mencapai harapan kita semua,” tutur Suhardi yang diamini jajaran pengurus Lampung FC yang lain.

Sumber : http://kaleefaanfield.blogspot.com
Gambar : Official Facebook Lampung FC

0 Response to "Cerita Sejarah Lampung FC"

Posting Komentar